Salah satu isi dari standar penilaian adalah metode yang digunakan dalam menilai hasil belajar siswa. Secara umum ada dua metoda/ acuan yang digunakan untuk melihat hasil belajar siswa yaitu penilaian acuan norma dan penilaian acuan patokan
Apabila kita melakukan pengukuran atau penilaian berarti kita membandingkan . Dalam membandingkan berarti membutuhkan pembanding. Dalam dunia pendidikan ada dua pendekatan yang digunakan sebagai pembanding, yaitu penilaian acuan norma atau PAN (norm referenced evaluation) dan penilaian acuan patokan.atau PAP (criterion refrenced evaluation)
a.. Penilaian Acuan Norma (PAN)
Penilaian acuan norma adalah penilaian yang dilakukan dengan membandingkan hasil belajar seorang siswa dengan siswa lainnya dalam suatu kelas. Penilaian jenis ini bersipat relatif karena yang dipakai relative atau tergantung tingkat kemampuan kelas secara keseluruhan ,yaitu angka rata- rata dan simpangan baku kurva penyebaran kelas tersebut. Nilai yang sama dari kelas yang berbeda memiliki arti yang berbeda.
Maksud dari penjelasan diatas adalah misalkan dalam suatu kelas ada sekelompok pelajar pandai sekali ,maka dengan pendekatan PAN selalu saja ada siswa yang mendapatkan nilai rendah walaupun kemampuan mereka cukup memuaskan dan selalu ada siswa yang mendapat nilai dibawah rata-rata. Apabila tingkat kemampuan sekelompok pelajar secara keseluruhan rendah maka dengan pendekatan PAN , siswa dengan kemampuan rendah dapat saja memproleh nilai yang memuaskan atau lulus bila ia berada diatas rata – rata.
Berikut ini adalah contoh tabel penilaian acuan norma
Banyaknya pelajar Nilai
10 % teratas
20% dibawahnya
40% dibawanya
20% dibawahnya lagi
10% terbawah A
B
C
D
E
Setelah angka mentah terkumpul ,maka disusun dalam table penyebaran lalu ditentukan banyaknya pelajar yang akan diberi nilai tertentu.
Pedoman seperti diatas ditetapkan oleh universitas atau institute pendidikan bersangkutan ,atau oleh laboratorium bila ditentukan secara umum.
b. Penilaian acuan patokan (PAP)
Apabila seorang pelajar atau panitia evaluasi yang menganggap bahwa pelajar harus mempunyai suatu tingkat kemampuan tertentu dan evaluasi dilakukan sesuai dengan patokan yang telah ditentukan ,maka kita memakai PAP. Patokan atau batas lulus itu dikatakan absolute karena telah ditetapkan sebelum penilaian atau evaluasi dilaksanaan.
Patokan ini dapat dipakai untuk kelompok pelajar yang berbeda – beda yang mendapat pengalaman belajar yang sama. Dengan PAP , nilai yang diperoleh dari waktu kewaktu dalam kelompok yang sama atau kelompok yang berbeda ,mempunyai arti yang sama. Menetapkan patokan yang benar – benar tuntas sangat sulit dilakukan dan penetapan batas lulus merupakan hal yang pokok dalam PAP.Sebelum pelajaran dimulai ,pelajar harus telah menentukan batas kompetensi minimum dan maksimum yang harus tercapai. Dan nilai akhir ditentukan berdasarkan seberapa jauh pelajar menguasai kompetensi minimum itu. Berikut ini merupakan contoh penilaian acuan patokan .
Tabel . 1.4 : Penilaian acuan patokan (PAP)
( Ditjen Pendidikan Tinggi , Dep.P dan K, 1980)
Derajat penguasaan Nilai akhir
90% - 100%
80% - 89%
65% - 79 %
55% - 64%
Kurang dari 55% A
B
C
D
E
Penggunaan pedoman ini sangat mudah dan tidak perlu perhitungan statistik. Jika kompetensi atau batas lulus yang harus dicapai oleh pelajar telah ditetapkan dengan tuntas dan jika penilaian dan pengukuran yang akan dipakai memang betul – betul dapat mengukur taraf kemampuan penguasaan kompetensi yang diharuskan itu, maka angka mentah yang telah dikonversikan ke angka 0 – 100 dapat langsung diberi nilai huruf sesuai dengan pedoman.
MASALAH – MASALAH POKOK DALAM PENILAIAN PENDIDIKAN
Sampai dengan tahun 70-an para pengajar atau para instruktur menghadapi hal penilaian dan pengukuran pendidikan tidak secara sungguh – sungguh. Pendididkan dibiarkan berdiri sendiri dan tidak ada tuntutan untuk disusun suatu evaluasi yang memenuhi syarat secara alamiah. Hal ini mungkin karena kesukaran tertentu ,antara lain:
1. Tidak adanya konsep kerangka evaluasi yang cocok.
2. Pada umumnya tidak ada penetapan tujuan pendidikan yang tepat
3. Kesukaran – kesukaran yang biasanya terdapat dalam semua bentuk pengukuran pendidikan.
4. Sistem pendidikan yang kurang memungkinkan suatu penanganan evaluasi yang baik
Cara evaluasi tergantung pada tujuan yang hendak dicapai. Evaluasi berarti berusaha menentukan seberapa jauh tujuan pendidikan yang ingin dicapai oleh para pengajar . Bila tidak ada patokan dalam pengukuran, maka sukar untuk melakukan evaluasi yang sesuai. Mungkin hanya tergantung pada perkiraan atau selera pengajar..
Dalam melakukan penilaian, ranah kognitif merupakan yang paling mudah untuk mudah untuk dinilai tujuannya sehingga banyak alat ukur yang dapat dikembangkan.
DISUSUN OLEH : I MADE SUPARSA / 5315077616
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar