Senin, 04 Januari 2010

BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH

Bisa Hapuskan Rintangan Pendidikan Dasar
08-06-05
Jakarta, Kompas - Dengan konsep pembiayaan operasional sekolah (baca: sekolah gratis) dalam penyaluran dana kompensasi kenaikan harga bahan bakar minyak, yang penggodokannya memasuki tahap akhir, diharapkan penghalang dalam menempuh pendidikan dasar terhapuskan. Finalisasi pembahasannya akan ditentukan dalam Rapat Paripurna DPR, Rabu (8/6) ini.
Sebelumnya, Panitia Kerja Panitia Anggaran DPR dan pemerintah telah mematok satuan biaya operasional pendidikan untuk jenjang SD/madrasah ibtidaiyah (MI) Rp 235.000 per tahun per siswa. Adapun satuan biaya SMP/madrasah tsanawiyah (MTs) Rp 324.000 per tahun per siswa (Kompas, 7/6).
Dalam rapat tersebut juga disepakati, jumlah total dana kompensasi BBM untuk pendidikan meningkat menjadi Rp 6,271 triliun dari yang diusulkan Rp 5,6 triliun. Selain itu, untuk pertama kalinya para santri pesantren salafiyah juga akan mendapatkan alokasi dana bantuan tersebut.
Sasaran yang ingin dicakup dari program tersebut adalah untuk SD/MI sebanyak 28.779.709 siswa, SD Salafiyah 108.177 siswa, SLTP/MTs 10.625.816 siswa, dan SMP Salafiyah 114.433 siswa. Bantuan diberikan kepada seluruh siswa tanpa membedakan golongan kaya atau miskin.
Masduki Baedlowi dari Komisi X DPR menilai, konsep tersebut tepat untuk menjamin agar siswa miskin tetap dapat bersekolah. Rencananya, anggaran digelontorkan langsung ke rekening sekolah. Pihak sekolah nantinya harus menggratiskan iuran-iuran sekolah untuk membiayai komponen uang formulir pendaftaran, buku pelajaran pokok dan buku penunjang untuk perpustakaan, biaya pemeliharaan, ujian sekolah, ulangan umum, bersama dan ulangan umum harian.
Untuk anak miskin juga akan ada bantuan transportasi. "Komite sekolah dapat berkoordinasi dengan lurah setempat untuk menguatkan keterangan bahwa anak tersebut memang miskin dan berhak mendapatkan bantuan uang transportasi dari sekolah," katanya.
Hanya saja, diakui bahwa di lapangan memang terjadi disparitas pendidikan. Sebagian sekolah, terutama swasta, ada yang sudah mapan secara finansial dan menerapkan pungutan sangat tinggi hingga jutaan rupiah. Kondisi ini nantinya harus diatur.
"Pilihan yang mengemuka di antaranya sekolah yang mampu secara finansial tersebut tetap diberikan dana bantuan dan dibolehkan melakukan pungutan. Hanya saja, mereka tetap melaksanakan kewajiban yang ditetapkan pemerintah, misalnya dengan menyediakan kuota sekitar 5-10 bagi anak yang tak mampu. Adapun bagi sekolah yang sebelumnya memungut biaya lebih kecil atau sama dengan dana bantuan operasional tersebut harus menghapuskan pungutannya," kata Baedlowi.
Wakil Ketua Komisi X DPR Anwar Arifin mengingatkan, dengan adanya bantuan biaya operasional ini sebenarnya sekolah tidak boleh lagi melakukan pungutan. Apalagi untuk buku pelajaran. Siswa cukup diminta mengusahakan buku pelajaran sendiri sehingga punya alternatif lain, misalnya dengan meminjam.
"Demikian juga halnya seragam sekolah, tidak perlu lagi pembeliannya dikoordinasikan oleh sekolah sehingga akhirnya menjadi proyek. Murid juga tidak harus memakai baju baru," kata Anwar.(INE)

Komentar:
Dalam penerapannya dilapangan bantuan tersebut tidak sepenuhnya oleh anak –anak yang kurang mampu atau miskin, anak yang tergolong keluarga kaya juga ikut menikmatinya dan hal ini sudah pasti melenceng dengan aturan yaqng ditetapkan. Kenapa hal itu bisa terjadi? Dalam menentukan apakah anak tersebut termasuk keluarga miskin atau tidak pihak sekolah hanya meminta surat keterangan tidak mampu dari RT/RW setempat dalam pembuatan surat ini terjadi KKN sehingga anak orang kaya juga ikut menikmati bantuan ini. Dalam hal ini pihak sekolah atau pihak lembaga terkait benar – benar mensurvei kelapangan apakah anak tersebut layak atau tidak menerima bantuan ini. Kenyataan yang paling memperihatinkan lagi adalah banyaknya anak usia sekolah menjadi gelandangan, pengemis dan pengamen serta tidak sekolah karena alasan biaya. Dalam UUD 1945 dimuat jelas pada pasal 34 bahwa anak terlantar dan fakir miskin dipelihara oleh Negara, tampaknya hal ini belum benar – benar dilakukan. Pemerintah seolah – olah tutup mata akan hal ini dan membiarkan begitu saja. Pencapaian suatu rencana tidak sepenuhnya tergantung dari anggaran yang disediakan melainkan tindakan yang harus dilakukan

PERANAN MULTICULTURE DALAM PENDIDIKAN NASIONAL

1. PENGERTIAN BUDAYA DAN MULTIBUDAYA
Budaya merupakan salah satu hasil karya ,cipta dan rasa manusia yang berupa immaterial dan material yang berguna untuk kehidupan manusia. Kebudayaan manusia sangat beraneka ragam jenisnya , sehingga dalam suatu daerah atau Negara terdapat sangat banyak jenis kebudayaan atau sering disebut dengan Negara multicultural. Indonesia merupakan salah satu Negara di dunia yang teerdiri dari beraneka ragam kebudayaan , baik budaya nasional maupun budaya daerah. Keragaman budaya tersebut sehingga membuat Indonesia terkenal dengan kekayaan budayanya dan merupakan salah satu objek pariwisata budaya di dunia . Agar keaneka ragaman kebudayaan tersebut tidak menjadi pemicu konflik social maka keragamanbudaya tersebut disatukan dalam satu wadah yaitu Pancasila dan Undang – Undang Dasar 1945 dalam bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Keanekaragaman budaya yang ada di Indonesia sangat beraneka ragam mulai dari rumah adat, pakaian , tarian , nyanyian , bahasa dan kebudayaan lain

2. PENDIDIKAN MULTIKULTUR
Pendidikan merupakan usaha yang secara sengaja dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan ,pengendalian diri , kepribadian, kecerdasan ,akhlak mulia,serta ketrsmpilan yang diperlukan untuk dirinya ,masyarakat , bangsa dan Negara. Pendidikan multikultur adalah berarti proses pengembangan sikap dan tata laku seseorang atau sekelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran, pelatihan ,proses ,perbuatan dan cara –cara mendidik dan menghargai pluralitas dan heterogenitas secara humanistik. Pendidikan berorientasi multikultur harus dapat memahami tentang keberadaan masyarakat plural yang memiliki pemikiran bersama yang membutuhkan ikatan –ikatan keadaban . Keadaban tersebut berupa pergaulan antar budaya yang diikat dengan suatu peradaban . Ikatatan tesebut di bangun dengan nilai – nilai universal manusia . Nilai –nilai universal tersebut perlu ditransfer kepada masyarakat agar menemukan tujuan kepemilikan dan kelanggengan . Kepemilikan nilai – nilai universal yang dapat melembaga pada masyarakat untuk mewujudkan budaya luhur sehingga akan tercipta kehidupan masyarakat yang aman , tertb ,berwibawa dan bermatabat.
Unutk dapat memahami tentang pendidikan multikultur seseorang memahami tentang karakteristik budaya dan wilayah budaya. Karakteristik budaya antara lain meliputi budaya sebagai sesuatu yang general sekaligus spesifik, budaya sebagai sesuatu yang dapat dipelajari, budaya sebagai sebuah symbol, budaya sebagai ssuatu yang dilakukan bersama – sama sebagai atribut bagi individu dari kelomppok yang lain, budaya sebagai sebuah model dan budaya sebagai sesuatu yang bersipat adaftif.Sedangkan wilayah suatu budaya menurut Ainul Yaqin , dapat dibagi menjadi tiga yaitu
1. Sub cultural adalah sebagai suatu perbedaan karaktristik budaya dalam suatu kelompok masyarakat.
2. Kultur Nasional berbentuk aneka macam pengalaman ,sifat ,dan nilai-nilai yang dipakai oleh warga Negara yang berada dalam suatu Negara .
3. Kultur Internasional terbentuk dari tradisi cultural yang meluas melampaui batas – batas wilayah nasional sebuah Negara melalui proses penyebaran (diffusion) ,yaitu proses penggabungan antar dua kultur atau lebih melalui beberapa cara seperti perkawinan , migrasi , media massa dan bahkan melalui film.
Pendidikan yang berkarakter multibudaya menjadi penting , karena proses pendidikan tersebut untuk memanusiakan manusia sehingga beberapa langkah – langkah tertentu untuk mempertahankan visi dan misi system pendidikan multibudaya tersebut antara lain ;
1. .Meningkatkan efisiensi dan efektivitas manajemen pendidikan
2. Menciptakan kelembagaan agar daerah mempunyai peranan dan keterlibatan yang besar dalam penyelenggaraan pendidikan
3. Mendorong peran serta masyarakat termasuk lembaga social kemasyarakatan dan dunia usaha sebagai mitra pemerintah dalam pembangunan dan penyelenggaraan pendidikan.
4. Menyediakan pasilitas yang memadai agar peserta didik dapat tumbuh dan berkembang secara sehat ,dinamis ,kreatif dan produktf.
5. Menciptakan sistim pendidikan yang proaktif dan flexsibel.
6. Menciptakan suasana proses belajar mengajar yang mampu membangkitkan , menumbuhkembangkan kreativitas ,membangun inovasi serta minat dan semangat belajar.
7. Menanamkan kecintaan terhadap ilmu pengetahuan , teknologi dan seni sejak pendidikan usia dini .
8. Menumbuhkembangkan daya juang ,profesionalisme dan wawasan keunggulan
9. Menumbuhkembangkan sikap hidup hemat ,cermat ,teliti , tekun dan disiplin.
10. Menumbuhkembangkan moral dan budi pakerti yang luhur sebagai perwujudan dari keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan

3.IDIOLOGI PENDIDIKAN MULTIBUDAYA
Idiologi pendidikan merupakan sebuah nilai-nilai landasan ideal yang harus di implementasikan di seluruh aktivitas pendidikan .Landasan ideal yang dimaksudkan adalah landasan yang masih bersipat abstrak yang mendasari seluruh gerak dan langkah pendidikan.Landasan ini juga menjadi tolak ukur terhadap kebenaran dalam standar nilai dan pelaksanaan untuk memenuhi landasan ideal. Menurut Ainurrofiq Dawam (2003,p 111-118) ada beberapa idiologi dalam pendidikan multibudaya;
1.Idiologi Theisme
Idiologi theisme merupakan ideologi pendidikan yang mendasarkan diri pada nilai – nilai yang ditentukan oleh Tuhan.Idiologi bersipat transendetal dan spiritual.
Nilai transendetal senantiasa dikaitkan dengan nilai ketuhanan bahkan nilai social, politik , ekonomi , hukum dan bahkan pendidikan bermuara pada nilai – nilai ke Tuhanan.Nilai – nilai ideologi theisme diyakini oleh setiap pemeluknya sebagai sebuah system keharusan yang memuat tentang larangan, kebolehan dan semua aspek kehidupan manusia .


2.Ideologi Humanisme
Idiologi humanisme adalah ideologi yang berdasarkan atas nilai –nilai kemanusiaan .Nilai –nilai tersebut bersumber pada hati nurani manusia ketika berinteraksi dengan dirinya ,orang lain , alam semesta dan pada Tuhannya .Nilai –nilai ini akan memancarkan hubungan harmonis kepada yang supranatural, perlaakuan pada dirinya dengan baik dan terhormat ,membangun hubungan dengan sesama dengan bijak dan menempatkan alam sebagai bagian dari dirinya .
Ideologi humanisme lahir berdasarkan pada berbagai interaksi personal, psikologikal , sosial dan interksi komunal yang dimulai dari tingkatan lokal , regional dan sampai internasional.Nilai –nilai humanisme lebih bersipat konsumtif dan fiskal.

3. Ideologi Sosialisme
Ideologi sosialisme merupakan ideolog pendidikan yang mendasarkan diri pada nilai – nilai kebersamaan manusia .Ideologi ini mengajarkan bahwa setiap manusia memiliki hak yang sama terhadap segala sesuatu, maksudnya bahwa setiap orang memiliki hak yang sama terhadap kepemilikan benda atau kekayaan , sama kwalitas ,dan sama mamfaat.
Ideologi ini tidak mengakui tentang adanya keuntungan dan kerugian ,segala sesuatu tidak dipandang secara matematik dan materialistis . Ideologi ini lebih mengepankan rasa kebersamaan , kegotong royongan dan keseragaman. Ideologi ini memiliki ciri khas yaitu Homogenitas

4. Ideologi Kapitalisme
Ideologi kapitalisme merupakan ideologi pendidikan yang didasarkan pada nilai – nilai kapital atau permodalan . Nilai yang dikembangkan oleh ideologi ini adalah persaingan tanpa batas . Ideologi ini muncul dan berkembang mulai dari liberalisme , individualisme , persaingan bebas dan sampai globalisasi.Ideologi ini lebih menonjolkan tentang kebutuhan materi atau bersipat materialistis .Sipat bawaan ideologi ini mampu menciptakan karakter yang teliti ,disiplin,jujur ,pemberani ,tanggung jawab dan berorientasi ke depan untuk kemajuan .

5. Ideologi Sirkularisme
Ideologi sirkularisme adalah ideologi yang memberikan perhatian terhadap hubungan yang setara antara manusia dengan alam ,manusia dengan manusia , manusia dengan tuhan dan manusia dengan dirinya sendiri. Ideologi ini menghendaki perlakuan segala sesuatu tepat pada hak – hak yang melekat pada obyeknya .
Dengan pendidikan multikultur yang berwatak sirkularisme ,maka didapat beberapa pemahaman yaitu:
1. Pendidikan mulotikultur memandang dan meyakini pentingnya positioning.
Positioning maksudnya menempatkan sesuatu pada tempatnya sesuai dengan nilai keadilan dan keseimbangan.

2. Pemetaan dalam pendidikan multikultur sebagai keniscayaan.
Dengan memetakan model pendidikan mutikultur menjadi sesuatu yang niscaya untuk mencapai hasil yang sesuai dengan yang dikonsepkan. Pemetaan yang berujung pada keragaman,heterogenitas ,pluralitas dan diversitas adalah sebuah keharusan dalam pendidikan multicultural.

3. Pendidikan multicultural adalah pendidikan yang membentuk jati diri seseorang .
Pendidikan yang ada selama ini adalah pendidikan yang berupaya menyeragamkan seluruh aspek kemanusiaannya . Jati diri yang menjadi hak seseorang menjadi dikesampingkan.. Ciri khas pendidikan multicultural yang selalu menghadapi keragaman pluralitas,heterogenitas ,etnik ,agama ,budaya ,dan suku sehingga dapat mengangkat potensi seseorang dengan jati dirinya masing –masing.


4. NILAI INTI DALAM PENDIDIKAN MULTIKULTUR
Ada beberapa nilai inti dalam pendidikan multikultur antara lain:
1.Orientasi Nilai Inti
Menurut Bennett (H.A.R.Tilaar,2003,171) ada beberapa nilai =nilai inti dalam pendidikan multicultural yaitu:
• Apreasiasi terhadap adanya kenyataan pluralitas budaya dalam masyarakat.
• Pengakuan terhadap harkat ,martabat dan hak asasi manusia.
• Pengembangan tanggung jawab terhadap masyarakat dunia

Dengan orientasi nilai inti pada pendidikan multikultur mencapai totalitas hubungan yang menjadi titik perhatian .Totalitas hubungan sesuai dengan derajat nilai- nilai diri,ke Tuhanan, kemanusiaan dan alam. Hal tersebut sesuai dengan ideologi sirkularisme.

2. Nilai inti untuk membangun tujuan pendidika multikultur
Nilai –nilai inti yang terkandung dalam tujuan pendidikan multikultur antara lain:
• Mengembangkan persepektif sejarah yang beragam dari kelompok – kelompok masyarakat .
• Memperkuat budaya hidup di masyarakat.
• Memperkuat kompetensi interkultur dari budaya –budaya yang hidup di masyarakat.
• Membasmi rasisme,seksisme dan berbagai jenis prasangka.
• Mengembangkan kesadaran atas kepemilikan planet bumi dan mengembangkan ketrampilan dalam kehidupan social.
Komponen di dalam fungsi dan tujuan pendidikan multikultur membentuk beberapa tujuan antara lain : pembentukan watak serta peradaban bangsa yang bermartabat , mencerdaskan kehidupan bangsa , manusia yang beriman dn bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa,berakhlak mulia ,cerdas ,sehat ,berilmu,kreatif,cakap ,mandiri,bertanggung jawab,finngsi dan tujuan pendidikan yang hendak dicapai dalam pelaksanaan pendidikan baik pendidikan sekolah maupun pendidikan luar sekolah.



5.DIMENSI PENDIDIKAN MULTIKULTUR
Dimensi pendidikan multikultur adalah bentuk atau system pedidikan dalam mempelajari budaya yang beranekaragam,ada beberapa dimensi dalam pendidikan multikultur ,yaitu:
1. Integrasi Pendidikan Dalam Kurikulum
Kurikulum merupakan landasan yang digunakan pedidik untuk membimbing peserta didiknya kearah tujuan pendidikan ynag diinginkan melalui akumulasi sejumlah pengetahuan ,ketrampilan dan sikap mental . Isi kurikulum multicultural antara lain memuat bagaimana mengurangi prasangka dalam perlakuan dan tingkah laku rasial etnis-etnistertentu dan dalam materi prasangka tersebut dapat dikemukakan serta mengapresiasikan jenis kebudayaan ldan segala perbedaan yang dimiliki oleh siswa yang bertujuan untuk membentuk pendidikan yang integratif dengan sejumlah pengetahuan ,ketrampilan dan sikap mental yang ada dalam masyarakat.
2. Konstruksi Ilmu Pengetahuan
Dalam hal ini yang dipelajari mengenai sejarah perkembangan masyarakat sserta perlakuannya ,serta reaksi dari etnis kelompok lain.Sejarah yang berisi hal –hal yang bersipat positip dan negatifyang perlu diketahui oleh peserta didik untuk perkembangan masyarakat dewasa ini. Dengan perluasan pengatahuan dan pengalaman tersebut membantu untuk menyusun strategi dirinya menuju tingkat kesejahtraan yang diinginkan.
3. Pengurangan Prasangka
Prasangka rasial memang dihidupkan sejak massa kanak – kanak . Dalam pergaulan sesamanya mulai ditanamkan prasangka- prasangka positip dan negatif terhadap sesamanya .Dengan pergaulan yang intensif prasangka buruk dapat di hilangkan dan dapat dibina kerja sama yang erat dan saling menghargai . Kekuatan yang terdapat dalam pergaulan kelompok pada akhirnya mampu meredam prasangka. Peredaman itu terjadi karena dalam pergaulan kelomppok terbuka wawasan untuk mengenal ,mengetahui sekaligus mengalami pertautan karakteristik serta pelatihan untuk pemecahan masalah . Dengan demikian diharapkan terbangun berfikir positip pada akhirnya dapat membangun sikap dan prilaku yang positip.

4. Pedagogik Kesetaraan antar Manusia
Kebudayaan selalu berkaitan dengan kehidupan masyarakat yang terjadi dalam skala multicultural atau intercultural . dalam sekala interkultur terjadi seperti seleksi alam dimana kalompok yang tersisihkan mandapat suatu ketidakadilan . Untuk itu diperlukan pendidikan dan perhatian bagi kelompok yang kurang beruntung tersebut agar mendapat kesempatan hidup yang sebanding dengan kelompok lainnya yang lebih beruntung.\

5. Pemerdayaan Budaya Sekolah
Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal dipandang sebagai pintu gerbang untuk melaksankan tugas pengembangan pendidikan bagi peserta didik, maka sekolah harus mempunyai strategi untuk menciptakan budaya positif sesuai dengan falsapah masyarakat .Sekolah sebagai motor dalam rangka menggunakan dan mengimplikasikan pendidikan yang mempunyai visi –misi untuk menghargai pluralitas ,demokrasi dan humanisme.Melalui visi dan misi tersebut diharapkan para siswa menjadi generasi selalu menjungjung tinggi moralitas,kedisplinan,keadilan , kebersamaan , kesetaraan , kepedulin ,humanistik,kejujuran ,tanggung jawab dalam berprilaku sehari-hari.Pembudayaan ini hanya dapat di bangun pada sekolah yang memiliki kekuatan yang dibangun dari esensi pendidikan multicultural.

6. PENDIDIKAN MULTIBUDAYA DALAM UNDANG –UNDANG SISTIM PENDIDIKAN NASIONAL
Pendidikan nasiaonal adalah sistim pendidikan yang terpusat berkembang dan dilaksanakan di Indonesia yang sangat menjunjung tinggi pluralitas.Salah satu legalitas pendidikan nasional adalah Undang – Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang system pendidikan nasional. Semangat yang dituangkan dalam undang –undang terssebut mengedepankan kepentingan pendidikan yang bersifat pluralistic. Bab ,pasal dan ayatnya secara transparan memuat apresiasi terhadap spiritualitas ,budaya ,mutu pendidikan ,ilmu pengetahuan dan apresiasi lainnya yang akan diulas satu per satu.

1. Apresiasi Terhadap Sepiritual Keagamaan Dan Kebudayaan
Keyakinan untuk memeluk agama atau kepercayaan merupakan hak asasi manusia . Indonesia mengakui adanya keragaman agama dan memberi kebebasan untuk beribadat sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing – masing . Hal tersebut sesuai dengan Pasal 29 UUD 1945. selain itu juga keberadaan agama di Indonesia juga diatur dalam UU pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2003 yaitu pada Bab 1 tentang Ketentuan Umum pasal 1 ayat 1 yang intinya adalah mengembangkan potensi dirinya(siswa) untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan ,pengendalian diri , kecerdasan , kepribadian ,akhlak mulia ,serta ketrampilan yang diperlukan dirinya ,masyarakat dan Negara .
Bab 1 tentang Ketentuan Umum Pasal 1 ayat 2 yang intinya menyatakan bahwa sistim pendidikan nasional berawal dari UUD 1945 dan berakar pada ajaran Agama serta kebudayaan Nasional yang perkembangannya mengikuti perubahan zaman.
Bab V tentang Peserta Didik pasal 12 ayat (1) dari a s/d f yang salah satunya menyatakan Setiap peserta didik wajib mwndapatkan pendidikan agama sesuai dengan agama yang dianutnya dan diajarkan oleh pendidik yang se agama .
Pada pasal ini memberikan perlakuan yang konkrit di mulai dari hal yang essensi mulai dari pendidikan agama sesuai dengan agama yang di anutnya .

2. Apresiasi Terhadap Mutu Pendidikan Tanpa Diskriminasi.
Mutu atau kualitas merupakan hak bagi setiap orang untuk mendapatkannya . Diskriminasi merupakan tidak adil terhadap seseorang atau sekelompok orang yang memiliki hubungan atau relasi erat antara kelompok yang berbeda . Diskriminasi dapat dilihat dari perlakuan yang berbeda antara kelompok selalu praktek.
Pada Bab IV tentang Tentang Hak Dan Kewajiban Warga Negara ,Orang Tua,Masyarakat dan Pemerintah pasal 5 ayat (1) yang isinya setiap warga Negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu.
Bab IV bagian keempat tentang Hak Dan Kewajiban Pemerintah dan Pemerintah Daerah pasal 11 ayat (1) Isinya Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib memberi pelayanan dan kemudahan ,serta menjamin terselenggaranya pendidikan yang bermutu bagi setiap warga Negara tanpa diskriminasi.
Bab III tentang penyelenggaran pendidikan pasal 4 ayat (1) isinya Pendidikan diselenggarakan secara berkeadilan serta tidak diskriminatif dengan menjunjung tinggi nilai agama ,nilai kebudayaandan kemajemukan bangsa.
Bab III tentang Penyelenggaraan Pendidikan pasal4 ayat 2 menyatakan Pendidikan diselenggarakan sebagai satu kesatuan secara sistemik dengan system terbuka dan ………
Sistem terbuka adalah Pendidikan yang di selenggarakan fleksibelitas pilihan dan waktu penyelesaian program lintas satuan dan jalur pendidikan

3. Apresiasi Terhadap Bahasa Daerah dan Asing
Bahasa adalah kumpulan dari berbagai macam symbol yang dibentuk menggunakan aturan –aturan kemudian digunakan untuk menyampaikan pesan kepada orang lain dan bahsa sebagai instrumen logika yang lebih tepatnya sebagai instrument social yang berfungsi sebagai alt berkomunikasi dimana antar individu dapat bertukar pikiran. Bahasa sebagi instrument social yang memiliki nilai penting ,maka bahasa daerah dengan rumpun bahasanya dan bahasa asing perlu mendapat legalitas dalam penggunaannya .
Pengajaran bahasa daerah dan bahasa asing paling tidak memuat pertimbangan essensia dan teknik.Secara essensial bahasa daerah merupakan bahasa ibu yang mudah dipahami dan dikenali oleh peserta didik dan bahasa asing (Inggris) merupakan bahasa internasional yang sangat penting dalam membuka cakrawala dunia dan membuka ilmu pengetahuan dunia. Mengenai peranan bahasa dalam proses pendidikan diatur dalam UU SisDik Nas pada beberapa Bab yaitu
Bab IX tentang Pengantar Bahasa pasal 33 ayat 2 menyatakan bahasa daerah dapat digunakan sebagai pengantar pendidikan dalam tahap awal apabila diperlukan dalam penyampaian pengetahuan atau ketrampilan
Bab IX pasal 33 ayat 3 menyatakan bahasa asing dapat digunakan sebagai penhantar dalam satuan pendidikan tertentu untuk mendukung kemampuan bahasa peserta didik.
Di Indonesia bahasa Indonesia merupakan bahasa pengantar pendidikan secara resmi dan juga merupakan bahasa persatuan untuk menyatukan keragaman bahasa daerah sehingga terdapat kemudahaan dalam beerkomunikasi antara warga Negara. Selain itu bahasa asing juga dapat digunakan dan diajarkan untuk menghadapi pergaulan global.

4. Apresiasi Terhadap Dunia Kerja dan Kepemilikan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Kebebasan menentukan tuntutan dunia kerja dan kepemilikan IpTek perlu diberi ruang dan waktu alasannya karena dunia kerja dan kepemilikan IpTek merupakan hasil perjuangan dari pendidikan dan pelatihan serta merupakan proses pengembangan dan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk kesejahtraan masyarakat secara luas. Dalam UU sisdiknas hal tersebut diakui dalam Bab X tentang Kurikulum pasal 36 ayat 3 menyatakan Kurikulum disusun sesuai dengan jenjang pendidikan dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan memperhatikan (a) perkembangan ilmu ,teknologi ,seni ,(b) dunia kerja , (c) ……s/d (j).
Dalam rangka memenuhi tuntutan dunia kerja dan kemajuan IpTek maka pemerintah memformat jaring – jaring kurikulum yang berdiverensiasi ,hal ini dimaksudkan untuk menyesuaikan program pendidikan pada satuan pendidikan dengan kondisi dan kekhasan potensi yang ada didaerah.

5. Perkembangan Fisik dan Psikhis
Pertumbuhan fisik dan psikhis merupakan dua hal yang tidak dapat dihindari oleh setiap orang ,bahkan untuk membantu perkembangan tersebut pemerintah menyediakan fasilitas dan pelayanan dalam pendidikan sesuai dengan kebutuhannya . Sebagai hak ,maka kebutuhan tersebut juga diatur dalam UUsisdiknas yang termuat dalam beberapa Bab yaitu
Bab XII tentang Sarana dan Prasarana Pendidikan ,pasal 45 ayat (1) menyatakan setiap satuan pendidikan formal maupun nonformal menyediakan sarana dan prasarana yang memnuhi kebutuhan sesuai dengan petumbuhan dan perkembangan potensi fisik ,kecerdasan intelektual, emosional , social dan kejiwaan peserta didik.
Bab III tentang penyelenggaraan pendidikan ,pasal 4 ayat (2) isinya Pendidikan diselenggarakan sebagai satu kesatuan yang sistemik dengan system terbuka dan multi makna
Multi makna adalah proses pendidikan yang diselenggarakan dengan berorientasi pada pembudayaan ,pemberdayaan ,pembentukan watak , kepribadian serta berbagai kecakapan hidup.
Sarana dan prasarana merupakan media yang membantu mencapai keberhasilan program pendidikan yang dijalankan. Dengan sarana dan prasarana yang tepat membantu peserta didik untuk lebih mudah memahami pelajaran dan juga dapat mengatasi hambatan –hambatan dalam proses belajar.

7 . PERMASALAHAN PENDIDIKAN MULTIKULTUR DALAM MASYARAKAT
Masyarakat sering mempemasalahkan tentang proses dan hasil pendidikan yang sedang dan telah dilaksanakan , masalah tersebut antara lain
1 . Fungsi dan tujuan pendidikan yang dianggap kurang melekat pada pelaksana dan pelaksanaan
2. Prinsip pendidikan yang kurang menjunjung tinggi demokrasi ,keadilan dan hak asasi manusia.
3 . Evaluasi pendidikan dalam rangka pengendalian mutu secara nasiaonal seringkali dibelokan untuk kepentingan tertentu.
DISUSUN OLEH : I MADE SUPARSA/ 5315077616

STANDAR SARANA DAN PRASARANA

Untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan maka dibutuhkan sarana dan prasarana baik dalam bentuk fisik maupun non fisik. Teknik atau metode pembelajaran yang digunakan sangat menentukan hasil pembelajaran. Berikut ini adalah salah satu metode pembelajaran yang sering digunakan yaitu Quantum learning

1.Pegertian Quatum Learning
Quantum adalah sebuah temuan yang telah menyelamatkan kehidupan manusia dari sinar ultraviolet berbahaya. Quantum pertama kali ditemukan oleh Max Planck pada akhir abad ke-19. Beliau menemukan sebuah rumus fisika yang sahih yang dapat menanggulangi sinar ultraviolet berbahaya . Sejak saat itu istilah quantum banyak digunakan dalam berbagai aspek kehidupan yang antara lain dalam proses pendidikan dan pembelajaran.
Dalam proses pendidikan dan pembelajaran melahirkan istilah Quantum Learning atau Quantum Teaching. Istilah dan konsep Quantum teaching pertama kali dikembangkan oleh seorang guru pembelajaran benama Dr. Georgi Lozanov,pendidik asal Bulgaria. Beliau bereksprimen dengan suggestology. Prinsipnya , sugesti dapat dan pasti mempengaruhi hasil belajar.
Kata Quantum berarti interaksi yang mengubah energi menjadi cahaya. Dari pengertian tersebut dalam proses pembelajaran , Quantum Teaching berarti menciptakan lingkungan yang efektif , dengan cara menggunakan unsur yang ada pada siswa dan lingkungan belajarnya melalui interaksi yng terjadi di dalam kelas. Apabila ini diterapkan,maka guru akan lebih mencintai dan lebih berhasil dalam memberikan materiserta lebih dicintai oleh anak didiknya karena guru mengoptimalkan berbagi metode.
Dalam Quantum teaching terdapat istilah ”bawalah dunia mereka dalam dunia kita dan hantarkan dunia kita ke dunia mereka”. Hal ini menujukan betapa pengajaran dengan Quantum teaching tidak hanya menawarkan materi yang mesti dipelajari siswa ,tetapi siswa juga diajarkan bagaiman menciptakan hubungan emosional yang baik dalam dan ketika belajar. Dalam dunia Fisika persamaan Quantum adalah E= m.c². Dalam Quantum teaching diibaratkan mengikuti persamaan dalam fisika quatum, yaitu:

E = m.c²
E= Enegi ( antusiasme , efektifvitas belajar mengajar , semangat)
M= massa ( semua individu yang terlibat ,situasi , materi dan fisik)
C= interaksi ( hubungan yang tercipta di kelas)
Berdasarkan persamaan diatas dapat dipahami bahwa interaksi serta proses pembelajaran yang tercipta akan berpengaruh besar sekali terhadap efektivitas dan antusiasme belajar peserta didik.

2. Asas Utama Quantum Teaching .
Quantum Teaching bersandar pada pada konsep ”bawalah dunia mereka ke dunia kita dan antarkan dunia kita ke dunia mereka”. Maksudnya pentingnya bagi seorang pengajar untuk memasuki dunia murid sebagai langkah pertama . Untuk mendapatkan hak mengajar secara formal seorang guru atau pengajar harus membangun jembatan autentik memasuki dunia murid. Sertipikat mengajar dan dokumen yang mengizinkan yang mengizinkan mengajar atau melatih hanya berarti bahwa seorag penganjar hanya memiliki wewenang untuk mengajar. Hal ini tidak berarti bahwa seorang pengajar mempunyai hak untuk mengajar. Hak mengajar adalah hak yang harus diraih dan diberikan oleh seorang siswa, bukan dari Departemen Pendidikan.
Dilihat dari definisinya bahwa belajr itu adalah kegiatan full contact, dengan kata lain belajar itu melibatkan semua aspek kepribadian manusia baik pikiran ,perasaan , dan bahasa tubuh disamping pengetahuan ,sikap , dan keyakinan sebelumnya serta persepsi masa depan. Dengan demikian, karena belajar berurusan dengan orang secara keseluruhan , hak untuk memudahkan belajr tersebut harus diberikan oleh seorang pelajar dan diraih oleh guru atau pengajar.
Dalam Quantum Learning seorang pengajar atau guru harus mampu memasuki dunia muridnya , karena tindakan ini akan memberi izin bagi seorang pengajar atau guru untuk memimpin ,menuntundan memudahkan perjalana mereka menuju kesadaran dan ilmu pengetahuan yang lebih luas. Untuk memasuki dunia mereka dalah dengan cara mengaitkan ap yang diajarkan dengan sebuah peristiwa , pikiran atau perasaan yang diperoleh dari kehidupan dirumah , lingkungan sosial, atletik,musi ,seni ,rekreasi dan akademis mereka.Setelah kaitan itu terbentu baru dapat membawa mereka ke dalam dunia guru dan memberi mereka pemahaman tentang isi dunia guru. Dan disini kemudian baru seorang guru membeberkan segala bentuk materi pelajaran serta menjelajahi kaitan dan interaksi, baiik siswa atau guru akan mendapatkan pemahaman baru dan dunia kita diperluas mencakup tidak hanya para siswa ,tetapi juga guru.Akhirnya siswa dapat membawa apa yang mereka pelajari kedalam dunia mereka dan menerapkan pada situasi baru.

3. Prinsip Quantum Teaching
Supaya hasil pembelajaran yang dicapai dapat maksimal dengan menggunakan Quantum Teaching , maka yang ada beberapa prinsip yang dapat diterapkan , yaitu:
1. Segalanya berbicara , lingkungan kelas , bahasa tubuh dan bahan pelajaran semuanya menyampaikan pesan tentang belajar.
2. Segalanya bertujuan , siswa diberi tahu apa tujuan mereka mempelajari materi yang diajarkan.
3. Pengalaman sebelum pemberian nama , Otak berkembang pesat dengan adanya rangsangan komplek yang menggerakan rasa ingin tahu. Oleh karena itu ,proses belajar paling baik terjadi ketika siswa tlah mengalami imformasi sebelum mereka memperoleh nama untuk apa yang mereka pelajari.
4. Akui setiap usaha, menghargai saha siswa sekecil apapun, Belajar mengandung resiko. Belajar berarti melangkah keluar dari kenyamanan. Pada saat mengambil langkah ini siswa patut mendapat pengakuan atas kecakapan dan kepercayaan diri mereka .
5. Jika sesuatu layak untuk dipelajari, maka layak pula untuk dirayakan. Kita harus memberi pujian pada siswa yang terlibat aktif pada pelajaran kita. Misalnya saja dengan bertepuk tangan ,berkata baik !,bagus! dan lain – lain.
Seiring perjalanan waktu ,dunia pendidikan akan semakin maju kedepannya. Belajar dengan metode Quantum teaching akan membantu siswa dalam menumbuhkan minat siswa untuk terus belajar dengan semangat. Apalagi proses belajar dengan Quantum teching tidak kaku.

4. Model Quantum Teaching
Model Quantum teaching adalah menggabungkan banyak unsur menjadi faktor dalam proses belajar. Unsur – unsur tersebut dapat dibagi menjadi dua :
1. Konteks (context) adalah latar untuk pengalaman anda . Konteks merupakan keakraban ruang kelas/belajar itu sendiri(lingkungan ) , semangat guru dan siswa( suasana) , keseimbangan pedoman belajar dengan guru dan siswa (landasan) , saling memberi imformasi yang berakaitan tentang materi yang diajarakan antara guru denagn siswa (rancangan). Apabila unsur diatas terpadu maka akan menciptakan pengalaman belajar secara menyeluruh.
Konteks dalam menata proses belajar ada empat aspek:
a. Lingkungan adalah cara anda untuk menata ruang kelas. Pengaturan dilakukan pada interior dan eksterior kelas, mulai dari pengaturan tata letak meja kursi ,pencahayaan , penganturan tanaman dan lain – lain
• Lingkungan sekeliling adalah lingkungan yang ada disekeliling membantu daya ingat misalnya seperti gambar,poster ,kata – kata dan patung.
• Alat bantu adalah benda yang dapat mewakili suatu gagasan . seperti boneka untuk mewakili tokoh dalam karya seni, miniatur bangun ruang untuk membantu dalam belajar matamatika dan bentuk lain.
• Pengaturan bangku. Pengaturan tempat duduk disesuaikan dengan interaksi yang dilaukan . misalnya bentuk lingkaran untuk belajar kelompok.
• Tumbuhan ,aroma ,hewan peliharaandan unsur organik lainnya. Dengan menempatkan benda – benda tersebut disekitar tempat belajar maka akan dapat menenangkan dan mengeluarkan sipat penyayang ,aroma memicu respon seperti ketenangan, depresi, kecemasan , kelaparan dan seksualitas.
• Musik, bisa digunakan untuk menata suasana hati , mengubah keadaan mental siswa dan mendukung lingkungan belajar.
b. Suasana adalah suasana kelas mencakup bahsa yang dipilih , cara menjalin rasa simpati dengan siswa dan sikap guru terhadap sekolah dan belajar. Suasana belajar yang penuh kegembiraan maka akan membawa kegembiraan pula dalam belajar.
c. Landasan adalah kerangka kerja ,tujuan , prinsip , keyakinan , kesepakatan ,kebijakan , prosedur dan aturan bersama yang memberi guru dan siswa sebuah pedoman untuk bekerja dalam kumuntas belajar.
• Tujuan , dikelas tujuan yang sam bagi seluruh siswa aalah mengembangkan kecakapan dalam mata pelajaran menajdi pelajar yang lebih baik dan berinteraksi sebagai suatu tim ,serta mengembangkan ketrampilan lain yang dianggap penting.
• Prinsip adalah gambaran tentang cara yang dipilih oleh para anggotanya dalam menjalani proses kehidupan. Prinsip ini mirip dengan kesadaran bersama yang akan menuntun prilaku dan membantu tumbuhnya lingkungan yang saling mempercayai dan mendukung. Agar prinsip melekat setiap orang dikelas harus setuju bahwa prisip tersebut penting dan harus dijunjung tinggi
Berikut ini ada delapan prinsip Quantum teaching yang biasa disebut dengan delapan kunci keunggulan:
1. Integritas , beersikaplah jujur,tulus , dan menyeluruh, Aelaraskan nilai – nilai dengan prilaku anda
2. Kegagalan awal dari kesuksesan , pahamilah bahwa kegagalan hanyalah membeeri imformasi yang anda butuhkan untuk sukses . Kegagalan itu tidak ada yang hanya hasil dan umpan balik. Semuanya dapat bermamfaat jika anda tahu untuk menemuakan hikmahnya .
3. Bicaralah dengan niat baik, berbicara dengan pengertian positip dan bertanggung jawab untuk komunikasi yang jujur dan lurus . Hindarilah gosip dan komunikasi berbahaya.
4. Hidup disaat ini ,pusatkan perhatian anda pada saat sekarang ini, dan mamfaatkan sebaik-baiknya. Kerjakan setiap tugas sebaik mungkin.
5. Komitmen penuhi janji dan kewajiban anda ,laksanakan visi anda dan lakukan apa yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan anda.
6. Tanggung jawab , bertanggung jawab atas tindakan anda
7. Sikap luwes atau fleksibel , bersikaplah terbuka atas perubahan dan pendekatan bar yang dapat membantu anda memperoleh hasil yang diinginkan
8. Keseimbangan, jaga keselarasan pikiran ,tubuh, dan jiwa anda . Sisihkan waktu untuk
Mengajarkan delapan kunci keunggulan kepada siswa , bisa dengan cara memberikan teladan untuk prilaku yang ingin anda lihat pada siswa .
• Keyakinan, ykinlah dengan kemampuanmengajar dan kemampuan siswa belajar .Bertindak seolah –olah menjadi guru terhebat didunia dengan bersikap penuh percaya diri. Suatu saat guru akan percya dengan kemampuannya sendiri.
• Kesepakatan ,lebih formal daripada peraturan dan merupakan daftar cara sederhan dan konkrit untuk melancarkan jalannya pelajaran.
• Kebijakan ,mendukung tujuan komunitas belajar dan menjelaskan urutan tindakan untuk situasi tertentu
• Prosedur , memberi tahu siswa apa yang diharapkan dan tindakan apa yang diambil
• Peraturan , lebih ketat daripada kesepakatan atau kebijakan .Melanggar peraturan harus menimbulkan konsekuensi yang jelas
d. Rancangan adalah penciptaan terarah unsur –unsur penting yang bisa menumbuhkan minat siswa , mendalami makna dan memperbaiki postur tukar menukar imformasi
Kerangka rancangan belajar Quantum learning dengan metode TANDUR
a. Tumbuhkan
Mamfaatkan kehidupan pelajar dengan menyertakan diri mereka serta tumbuhkan minat mereka dengan memuaskan apa mamfaat baginya dan meyertakan pertayaan – pertanyaan ,pantomine , lakon pendek dan lucu ,drama ,video atau cerita. Dalam buku Quantum Teaching dijelaskan kunci kelucuan sebuah lelucon , jika suatu lelucon itu lucu maka kita akan termotivasi untuk mendengarkanya. Karena itu dengan menambahkan sedikit humor dalam proses belajar akan menumbuhkan minat siswa untuk belajar dengan cepat dan mudah.
b. Alami
Ciptakan atau datngkan pengalaman umum yang dapat dimengerti oleh semua pelajar. Unsur ini memberikan pengalaman kepada siswa dan memamfaatkan hasrat alami otak untuk menjelajah. Penagalaman membuat anda dapat mengajar dengan mudah dan cepat dengan memamfaatkan pengetahuan dan keingintahuan yang mereka miliki.
c. Namai
Sediakan kata kunci, konsep,model , rumus dan strategi sebagai suatu imformasi. Penamaan memuaskan hasrat otak untuk memberikan identitas , mengurutkan dan medefinisikan . Penamaan dibangun diatas pengetahuan dan keingintahuan siswa saat itu. Penamaan adalah saatnya untuk mengajarkan konsep, ketrampilan berpikir dan strategi belajar. Misalkan dengan menggunakan susunan gambar dan poster di dinding ,dari situ guru membuat mereka penasaran dan penuh pertanyaan mengenai pengalaman mereka.


d. Demontrasikan
Sediakan kesempatan bagi pelajar bahwa mereka tahu, misalkan dengan sandiwara, video, permainan , lagu ,rap atau penjabaran dalam grafik. Kemudian kaitkan pengalaman dan nama dengan cara menunjukan dan melakukan.
e. Ulangi
Tunjukan pelajar cara – cara mengulang materi dan menegaskan , pengulangan memperkuat koneksi saraf dan menumbuhkan rasa ingin tahu mereka. Misalnya dengan cara memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengajarkan pengetauannya kepada orang lain.
f. Rayakan
Pengakuan untuk penyelesaian ,partisipasi dan pemrolean ketrampilan serta ilmu pengetahuan. Perayaan memberi rasa rampung dengan menghoramti usaha, ketekunan dan kesuksesan. Misalnya dengan pujian, bernyanyi, tepuk tangan dan lain-lain.
Jika keempat aspek ini ditata dengan cermat , suatu keeajaiban akan terjadi . Konteks itu sendiri benar – benar menciptakan rasa saling memiliki ,yang kemudian akan meningkatkan rasa memiliki dan penghargaan. Kelas akan menjadi komunitas belajar , tempat yang dituju para siswa dengan senang hati bukan karena keterpaksaan.
2. Isi (Content)
Dalam prose pembelajaran isi menyangkut materi ,cara penyajian serta memamfaatkan setian bakat dan potensi yang dimiliki oleh para siswa.
a. Presentasi
Merupakan bagian dari kurikulum yang ringkas dan bergairah, anggun tapi menarik, penyaji yang piawai, baik seorang guru atau penceramah motivassional , memiliki strategi dan teknik yang jelas untuk memastikan bahwa sajian mereka memiliki dampak.
Guru merupakan salah satu factor yang paling berpengaruh dalam kesuksesan siswa sebagai pelajar . Berikut adalah empat komunukasi ampuh ,yaitu
• Munculkan kesan, memamfaatkan kemampuan otak untuk menyediakan asosiasi yang kaya, Susunlah perkataan yang menimbulkan citra yang dapat memacu belajar siswa.
• Arahkan fokus, memamfaatkan kemampuan otak yang mampu memilih dari banyaknya input indrawi ddan memusatkan perhatian otak, maksudnya seorang guru harus bisa memusatkan perhatian siswa pada bahasan yang seorang guru bahas.
• Inklusif( bersipat mengajak), dalam perkataan seorang guru harus menimbulan asosiasi yang positip. Perubahan sederhana dalam komunikasi dapat meningkatkan hubungan yang menyeluruh terhadap orang yang diajak.
• Spesifik (bersipat tepat sasaran), katakan apa yang ingin dikatakan dengan kejelasan sebanyak mungkin dan jumlah kata yang sedikit mungkin
b. Fasilitas
Dengan memfasilitasi keadaan siswa untuk meningkatkan kemampuan mereka untuk memahami , berpartisipasi,berfokus dan menyerap imformasi. Dengan metode K.E.G membantu membungkus dan menyampaikan penghargaan guru kepada siswa
• Know it (ketahui hasilnya) , pahamilah yang anda sampaikan, rupa (tabel yang berisi tiga faktor untuk kejadian dan akibatnya ) , bunyi (siswa salin berdiskusi melengkapi tabel) , rasa hasil (siswa dengan tenang pergi kerak buku untuk mencari imformasi ) ,sejauh mana guru mengetahui rupa ,bunyi dan rasa hasil, guru dapat mengkomunikasikan dengan jelas dan mendapat hasil yang diinginkan .
• Explain it (jelaskan hasilnya ) Setelah mengetahui dengan jelas tentang rupa ,bunyi dan rasa hasil ,kemudian jelaskan pada sisw atentang hasil itu ,beberkan secara terbuka ,gunakan rumus yang spesifik.
• Get it (dapatkan hasilnya ) perhatikan dan denganrkan siswa memulai ,jika tidak mematuhi beri tahu mereka dan beri umpan balik, hentikan sesaat dan katakan mutu pekerjaan mereka lebih baik lagi katakn perbaikan yang perlu lakukan ,lalu lanjutkan kembali.
Menciptakan strategi berfikir ,menyingkapkan bagaiman siswa mencapai suatu jawaban dan mendukung waktu befikir. Misalnya dengan melontarkan pertanyaan memberikan kesempatan kepada kita untuk menghargai dan mengakui partisifasi dan pengambilan resiko siswa .atau dengan memberi guru kesempatan untuk mengasah dan membuka pikiran siswa ,gerakan pikiran mereka hingga memproleh jawaban.

c . Ketrampilan Belajar
Dengan ketrampilan belajar yang tepat , semua siswa dapat memahami sebagian besar imformasi dalam waktu yang guru perlukan untuk menjelaskan
Ada lima ke trampilan untuk merangsang belajar:
a. Konsentrasi terfokus
b. Cara mencatat
c. Organisasi dan persiapan tes
d. Membaca cepat
e. Tekhnik mengingat
d. Ketrampilan Hidup
Merupakan kemampuan guru untuk mengorkestrasi ketulusan dan keefektifan siswa melalui ketrampilan pribadi , dikenal pula dengan sebutan ketrampilan hidup ,ketrampilan sosial, kemampuan ini memperdayakan setiap orang untuk membina dan memelihara hubungan dengan orang lain

5. Penerapan Quantum Teaching Dalam Pembelajaran

Dengan mengaitkan emosi siswa dengan guru, setelah mengucapkan salam pada pembelajaran hari pertama tahun pelajaran baru, masuki dunia siswa dengan perkenalan yang bergairah dan penuh ras empati. Selain perkenalan nama siswa dan guru ,juga perkenalan hobi,lagu favorit ,buku favorit dan hal lainnya pun dapat diapresiasikan. Pada kesempatan ini segenap jiwa dan raga guru sedapat mungkin diposisikan sebagai teman bagi siswa. Pada proses pembelajaran sehari – hari ,masuki dunia siswa dengan mencoba membuka kegiatan pembelajarandengan megaitkan materi pembelajaran yang sudah atau yang akan dikaji, dengan pengalaman dan kehidupannya.Apabila hal tersebut dilakukan setiap tatap muka maka senantiasa akan terbentuk ikatan emosi antara guru dengan siswa.

Apabila ikatn emosi antara siswa dan guru telah terjalin, saatnya bagi seorang guru untuk membawa siswa ke dunia guru. Apapun materi yang disajikan dan dieksplorasi akan lebih mudah dipahamui siswa. Dengan demikian pembelajaran akan melibatkan seluruh aspek kejiwaan siswa dan guru,sehingga semua materi yang dipelajari akan dirasakan kebermaknaannya oleh siswa dan guru juga akan semakin berkembang wawasan serta pengalamannya melalui proses diatas.

Untuk suasana dalam belajar ,biasanya jumlah siswa per kelas sebanyak 30 orang untuk ukuran Indonesia yang penduduknya lebih melimpah dibandingkan dengan jumlah sekolah yang ada. Karena itu diperlukan suasana kelas yang menyenangkan dan santai. Menyenangkan berarti suasana kelas yang penuh diliputi dengan nuansa demokrasi , yaitu siswa bebas menyampaikan gagasan dan pendapat.

Dalam suasana belajar sehari – hari siswa tidak diliputi oleh ras takut dalam menyampaikan pertanyaan . Demikian juga guru dalam menanggapi pertanyaan siswa senantiasa dengan gaya dan bahasa yang penuh motivasi dan empati. Dalam menjawab pertanyaan dari siswa tidak langsung menyatakan salah atau benar melainkan dengan melibatkan siswa lainnya untuk berusaha menjawab pertanyaan kawannya .

Suasana pembelajaran yang santai dapat diciptakan bila seorang guru menyadari bahwa materi- materi pelajaran yang dipelajari akan melekat lebih lama melekat dalam otak siswa bila suasana pembelajaran tidak kaku dan tidak serba prosedural.Lagi pula materi akan lebih bermakna bagi anak apabila suasana belajar lebih santai dan menyenangkan.

Dalam suasana santai proses pembelajaran akan berlangsung lebih lama karena materi yang disajikan akan bersentuhan dengan pengetahuan siswa. Juga proses pengeksplorasi materi pembelajaran menjadi lebih mendalam. Dalam suasana demikian refleksi akan menjadi bagian kedalam pembelajaran.

Dengan tercipta kaitan emosi antara siswa dan guru , siswa dan siswa, hasil pembelajaran akan menjadi lebih mendalam dan bermakna. Pembelajaran tidak sebatas belajar tentang atau belajar tetapi melainkan juga belajar menjadi.(Harefa, 2004: 23). Keterlibatan emosi lebih nyata dalam pembelajaran khususnya dalam mata pelajaran yang melibatkan inner –self sampai ketahapan belajar menjadi. Apabila guru sudah melangkah sampai ke pembelajaran menjadi, siswa akan terbiasa menyelesaikan tugas –tugas yang diberikan sekolah. Sehingga saat tes siswa tidak akan belajar terlalu keras untuk persiapan tes, karena dalam dirinya sudah tertanam kemampuan memotivasi diri, independen dan percaya diri. Siswa akan terbiasa seimbang dalam berpikir kreatif, analisi, dan praktis .

Selain mengembangkan kebiasaan bersosialisasi dalam membentuk komunitas belajar,guru diharapkan mengajar penuh kreatifitas ,inovasi dan mengakomodasi berbagai gaya belajar siswa untuk menciptakan kondisi belajar yang menyenangkan dan santai.

Pendekatan belajar Quantum teaching telah dicoba diadopsi dalam strategi pembelajaran di Indonesia berdasarkan UU RI / 2003 , PP RI No. 19/ 2005 dan Permen Diknas RI No. 41 / 2007 ditetapkan standar pendidikan dalam upaya peningkatan mutu pendidikan.


DISUSUN OLEH : I MADE SUPARSA/ 5315077616

STANDAR PENILAIAN

Salah satu isi dari standar penilaian adalah metode yang digunakan dalam menilai hasil belajar siswa. Secara umum ada dua metoda/ acuan yang digunakan untuk melihat hasil belajar siswa yaitu penilaian acuan norma dan penilaian acuan patokan
Apabila kita melakukan pengukuran atau penilaian berarti kita membandingkan . Dalam membandingkan berarti membutuhkan pembanding. Dalam dunia pendidikan ada dua pendekatan yang digunakan sebagai pembanding, yaitu penilaian acuan norma atau PAN (norm referenced evaluation) dan penilaian acuan patokan.atau PAP (criterion refrenced evaluation)

a.. Penilaian Acuan Norma (PAN)
Penilaian acuan norma adalah penilaian yang dilakukan dengan membandingkan hasil belajar seorang siswa dengan siswa lainnya dalam suatu kelas. Penilaian jenis ini bersipat relatif karena yang dipakai relative atau tergantung tingkat kemampuan kelas secara keseluruhan ,yaitu angka rata- rata dan simpangan baku kurva penyebaran kelas tersebut. Nilai yang sama dari kelas yang berbeda memiliki arti yang berbeda.
Maksud dari penjelasan diatas adalah misalkan dalam suatu kelas ada sekelompok pelajar pandai sekali ,maka dengan pendekatan PAN selalu saja ada siswa yang mendapatkan nilai rendah walaupun kemampuan mereka cukup memuaskan dan selalu ada siswa yang mendapat nilai dibawah rata-rata. Apabila tingkat kemampuan sekelompok pelajar secara keseluruhan rendah maka dengan pendekatan PAN , siswa dengan kemampuan rendah dapat saja memproleh nilai yang memuaskan atau lulus bila ia berada diatas rata – rata.
Berikut ini adalah contoh tabel penilaian acuan norma

Banyaknya pelajar Nilai
10 % teratas
20% dibawahnya
40% dibawanya
20% dibawahnya lagi
10% terbawah A
B
C
D
E

Setelah angka mentah terkumpul ,maka disusun dalam table penyebaran lalu ditentukan banyaknya pelajar yang akan diberi nilai tertentu.
Pedoman seperti diatas ditetapkan oleh universitas atau institute pendidikan bersangkutan ,atau oleh laboratorium bila ditentukan secara umum.

b. Penilaian acuan patokan (PAP)
Apabila seorang pelajar atau panitia evaluasi yang menganggap bahwa pelajar harus mempunyai suatu tingkat kemampuan tertentu dan evaluasi dilakukan sesuai dengan patokan yang telah ditentukan ,maka kita memakai PAP. Patokan atau batas lulus itu dikatakan absolute karena telah ditetapkan sebelum penilaian atau evaluasi dilaksanaan.
Patokan ini dapat dipakai untuk kelompok pelajar yang berbeda – beda yang mendapat pengalaman belajar yang sama. Dengan PAP , nilai yang diperoleh dari waktu kewaktu dalam kelompok yang sama atau kelompok yang berbeda ,mempunyai arti yang sama. Menetapkan patokan yang benar – benar tuntas sangat sulit dilakukan dan penetapan batas lulus merupakan hal yang pokok dalam PAP.Sebelum pelajaran dimulai ,pelajar harus telah menentukan batas kompetensi minimum dan maksimum yang harus tercapai. Dan nilai akhir ditentukan berdasarkan seberapa jauh pelajar menguasai kompetensi minimum itu. Berikut ini merupakan contoh penilaian acuan patokan .

Tabel . 1.4 : Penilaian acuan patokan (PAP)
( Ditjen Pendidikan Tinggi , Dep.P dan K, 1980)

Derajat penguasaan Nilai akhir
90% - 100%
80% - 89%
65% - 79 %
55% - 64%
Kurang dari 55% A
B
C
D
E

Penggunaan pedoman ini sangat mudah dan tidak perlu perhitungan statistik. Jika kompetensi atau batas lulus yang harus dicapai oleh pelajar telah ditetapkan dengan tuntas dan jika penilaian dan pengukuran yang akan dipakai memang betul – betul dapat mengukur taraf kemampuan penguasaan kompetensi yang diharuskan itu, maka angka mentah yang telah dikonversikan ke angka 0 – 100 dapat langsung diberi nilai huruf sesuai dengan pedoman.

MASALAH – MASALAH POKOK DALAM PENILAIAN PENDIDIKAN


Sampai dengan tahun 70-an para pengajar atau para instruktur menghadapi hal penilaian dan pengukuran pendidikan tidak secara sungguh – sungguh. Pendididkan dibiarkan berdiri sendiri dan tidak ada tuntutan untuk disusun suatu evaluasi yang memenuhi syarat secara alamiah. Hal ini mungkin karena kesukaran tertentu ,antara lain:
1. Tidak adanya konsep kerangka evaluasi yang cocok.
2. Pada umumnya tidak ada penetapan tujuan pendidikan yang tepat
3. Kesukaran – kesukaran yang biasanya terdapat dalam semua bentuk pengukuran pendidikan.
4. Sistem pendidikan yang kurang memungkinkan suatu penanganan evaluasi yang baik

Cara evaluasi tergantung pada tujuan yang hendak dicapai. Evaluasi berarti berusaha menentukan seberapa jauh tujuan pendidikan yang ingin dicapai oleh para pengajar . Bila tidak ada patokan dalam pengukuran, maka sukar untuk melakukan evaluasi yang sesuai. Mungkin hanya tergantung pada perkiraan atau selera pengajar..
Dalam melakukan penilaian, ranah kognitif merupakan yang paling mudah untuk mudah untuk dinilai tujuannya sehingga banyak alat ukur yang dapat dikembangkan.

DISUSUN OLEH : I MADE SUPARSA / 5315077616

STANDAR ISI

Standar kompetensi disusun berdasarkan kurikulum, sedangakan kurikulum disusun berdasarkan standar isi dalam 8 standar pendidikan nasional, berikut ini adalah cara menyusun standar kompetensi

1. Standar kompetensi

Acuan yang digunakan untuk melaksanakan pendidikan dan memantau perkembangan mutu pendidikan yaitu standar kompetensi. Standar kompetensi merupakan batas dan arah kemampuan yang harus dimiliki dan dapat dilakukan siswa setelah mengikuti proses pembelajaran dalam suatu mata ajar tertentu. Dengan demikian standar kompetensi dapat diartikan sebagai pernyataan tentang pengetahuan , ketrampilan sikap yang harus dikuasai siswa serta tingkat penguasaan yang diharapkan mampu di capai dalam suatu mata pelajaran tertentu.
Berdasarkan pengertian tersebut ,standar kompetensi mempunyai dua aspek antara lain standar isi dan standar kinerja. Standar kompetensi menyangkut aspek isi berupa pernyataan tentang pengetahuan, ketrampilan dan sikap yang harus dikuasai siswa dalam mempelajari mata ajar tertentu. Sedangkan standar kompetensi yang menyangkut tentang penampilan yang berupa pernyataan tentang kriteria untuk menentukan tingkat penguasan siswa terhadap standar isi. Dengan kata lain standar kompetensi mempunyai dua penapsiran.

a. Pernyataan tujuan yang menjelaskan apa yang harus diketahui siswa dan kemampuan melakukan sesuatu dalam mempelajari mata ajar tertentu.
b. Spesiikasi skor atau peringkat kerja yang berkaitan dengan katagori pencapaian seperti lulus atau tidak .
Dalam merumuskan standar kompetensi ,menggunakan kata kerja yang operasional atau tidak operasional sesuai dengan karakteristik mata ajar serta cakupan materinya. Kata kerja operasional di gunakan untuk menafsirkan , menganalisis , mengevaluasi, membandingkan , mendiagnostik , mendemonstrasikan dan lainnya. Sedangkan kata kerja tidak operasional digunakan untuk mengetahui dan memahami.
Standar kompetensi ditinjau dari cakupannya dan kata kerjanya masih bersipat umum sehingga perlu dijabarkan menjadi sejumlah kompetensi dasar , dimana istilah ini sering disebut dengan kemampuan minimal.

2. Pengertian kompetensi dasar

Kompetensi dasar merupakan perincian dan penjabaran lebih lanjut dari standar kompetensi. Kompetensi dasar adalah pengetahuan , sikap dan ketrampilan minimal yang harus dikuasai peserta didik untuk menunjukan bahwa siswa telah menguasai standar kompetensi yang telah ditetapkan. Untuk memperoleh perincian tersebut kita perlu melakukan analisis standar kompetensi. Caranya dengan jalan mengajukan pertanyaan kemampuan dasar apa saja yang harus dikuasai siswa untuk mencapai standar kompetensi.
Sama dengan standar kompetensi, kompetensi dasar disusun menggunakan kata kerja operasional yaitu kata kerja yang dapat diamati dan di ukur misalnya, membandingkan, menghitung , menyusun , memproduksi dan lainnya.
Standar kompetensi dan kompetensi dasar dari setiap mata pelajaran tercantum dalam standar isi, dianalisis dan dikaji dengan memperhatikan hal – hal sbb:
a. Urutan berdasarkan hirarki konsep disiplin ilmu dan atau tingkat kesulitan materi
b. Keterkaitan antar standar kompetensi dan kompetensi dasar dalam mata pelajaran tertentu.
c. Keterkaitan antara standar kompetensi dan kompetensi dasar antar mata pelajaran

Mengurutkan kompetensi dasar sama dengan mengurutkan standar kompetensi yaitu dengan menggunakan pendekatan prosedural , pendekatan hirarkies dari yang mudah ke yang sulit atau dari konkrit ke abstrak.
Pendekatan prosedural dapat digunakan apabila apabila standar kompetensi yang diajarkan berupa urutan langkah – langkah secara urut dalam mengerjakan suatu tugas pembelajaran.
Pendekatan hirarkies menunjukan hubungan yang bersifat berjenjang antar standar kompetensi yang ingin dicapai. Ada yang mendahului dan ada yang kemudian , standar kompetensi mendahului merupakan prasyarat bagi pencapaian standar kompetensi berikutnya.
Pendekatan berjala merupakan salah satu pendekatan terpadu dalam menyajikan topik dari bebrapa mata pelajaran yang relevan disajikan secara terpadu atau teintegrasi dengan menggunakan satu tema sebagai titik sentral.


3. Pengertian indikator

Indikator merupakan tanda – tanda yang dapat dijadikan ukuran untuk mengetahui ketercapaian hasil pembelajaran atau kompetensi dasar. Indikator dirumuskan dengan kata kerja opersional yang bisa diukur dan akan memudahkan alam instrumen penilaianya . indikator pencapaian hasil belajar dalam silabus berfungsi sebagai tanda yang menunjukan terjadinya perubahan prilaku bagi peserta didik. Tanda tersebut lebih spesifik dan dapat diamati dalam diri peserta didik jika serangkaian indikator hasil belajar sudah nampak pada diri peserta didik , maka target kompetensi dasar tersebut sudah tercapai.
Menurut Bloom, indikator diklasifikasikan menjadi tiga kawasan yaitu
a. Domain kognitif mencakup tujuan yang berhubungan dengan ingatan pengethuan dan kemampuan intelektual.
b. Domain afektif yang mencakup tujuan yang berhubungan dengan perubahan sikap , nilai dan perasaan.
c. Domain psikomotorik yang mencakup tujuan yang berhubungan dengan manipulasi dan kemampuan gerak.

a. Bloom juga mengklasifikasikan domain kognitif menjadi 6 tingkatan
a. Pengetahuan, didifinisikan sebagai ingatan terhadap materi atau bahan yang telah dipelajari sebelumnya. Ini mencakuo mengingat semua hal dari fakta yang sangat khusus sampai pada materi yang sangat kompleks. Pengetahuan merupakan belajar yang sangat rendah tingkatannya.
b. Pemahaman didefinisikan sebagai kemampuan untuk menyerap art materi atau bahan yang dipelajari. Pemahaman dapat ditunjukan dengan menerjemahkan materi dari satu bentuk ke bentuk yang lain( dari kata ke angka) , meninterprestasikan materi( meringkas, menjelaskan dan meramalkan).pemahamanan satu tingkat lebih tinggi diatas pengetahuan.
c. Aplikasi didefinisikan sebagai kemampuan untuk menggunakan apa yang telah dipelajari dalam situasi konkret yang baru. Ini mencakup penggunaan dari peraturan , metode , konsep ,hukum dan teori. Hasil belajar dalam aplikasi memerlukan pengertian yang lebih tinggi dari pemahaman.
d. Analisis dimaksudkan sebagai kemampuan untuk menguraikan sesuatu materi atau bahan ke dalam bagian – bagiannya sehingga struktur organisasinya dapat dipahami. Kemampuan ini mencakup identifkasi analisis hubungan antar bagian dan pengenalan prinsip – prinsip organisasi yang digunakan . hasil belajar pada analisis lebih lanjut menunjukan tingkat intelektual yang tinggi dari pada pemahaman dan aplikasi karena hasil belajar ini menhendaki pengertian dari isi dalam bentuk struktur dari materi.
e. Sintesis dimaksudkan sebagai kemampuan untuk menggabungkan bagian – bagian dalam bentuk keseluruhan yang baru. Hasil belajar pada sintesis ditekankan pada tingkah laku yang kreatif dengan penekanan utama pada formulasi pola dan struktur yang baru.
f. Evaluasi dimaksudkan sebagai kemampuan untuk mempertimbangkan nilai suatu materi untuk tujuan yang telah ditentukan. Hasil belajar dalam bentuk evaluasi adalah yang tertinggi dalam hirarki kognitif karena hasil belajar ini mengandung makna dari domain yang lain.

b. Klasifikasi domain afektif ( kratwohl,1964)
Klasiikasi afektif menurut kratwohl, Bloom dan Masia meliputi indikator yang berkenaan dengan minat , sikap dan nilai serta pengembangan penghargaan dan penyesuaian diri. Kawasan ini dibagi menjadi lima jenjang yaitu; penerimaan , pemberian respon , pemberian nilai atau penghargaan , penorganisasian dan karakteristik, secara singkat akan di uraikan sbb:
a. Penerimaan, meliputi kesadaran akan adanya suatu sistem nilai, ingin menerima nilai dan memperhatikan nilai tersebut.
b. Pemberian respon meliputi sikap ingin merespon terhadap sistem , puas dalam memberi respon.
c. Penilaian meliputi penerimaan terhadap suatu sistem nilai, memilih sistem nilai yang dikuasai dan memberikan komitmen untuk menggunakan sistem nilai tertentu.
d. Pengorganisasian meliputi memilah dan menghimpun sistem yang akan digunakan.
e. Karakteristik merupakan prilaku secara terus menerus sesuai dengan sistem nilai yang diorganisasikan

c. Klasifikasi psikomotorik
Klasifikasi domain psikomotorik adalah kemampuan yang meliputi keahlian menampilkan gerakan – gerakan kompleks secara efisien. Ketrampilan itu diproleh dengan berlatih. Kebutuhan intensitas latihan itu tergantung pada kekomplekan gerakan dan tuntutan terhadap tingkat kesempurnaan gerakan tersebut. Penilaian terhadap kesempurnaan tersebut dilihat dari isi ketepatan , ketelitian ,kecepatan, efisiensi, kehalusan, dan keindahan. Domain psikomotorik meliputi tingkatan peniruan, manipulasi, artikulasi, dan pengalamiahan.

4. Syarat – syarat penyusunan tujuan pembelajaran

Sebagai mana yang dipaparkan diatas bahwa indikator harus dirumuskan dengan kata kerja operasional yang bisa di ukur agar memberikan kemudahan dalam membuat instrumen penilaiannya. Karena itu indikator harus mengandung unsur – unsur yang dapat memberikan petunjuk kepada penyusun tes agar dia dapat mengembangkan tes yang benar – benar dapat mengukur prilaku yang terdapat di dalamnya.
Bila indikator telah dirumuskan langkah berikutnya menyusun tujuan pembelajaran. Unsur dalam penyusunannya adalah ABCD yang berasal dari empat kata sbb:
 A = audience adalah siswa yang akan belajar. Misalnya , siswa kelas 1
 B = behavior adalah prilaku yang spesifik yang dimunculkan oleh siswa setelah proses pembelajaran. Prilaku ini terdiri dari dua bagian penting yakni kata kerja dan objek. Kata kerja menunjukan bagaimana siswa mendemonstrasikan sesuatu seperti menjelaskan , menggunakan, menyebutkan dan lain – lain.
 C = condition adalah batasan yang dikenakan kepada mahasiswa atau alat yang digunakan mahasiswa pada saat dia dites, bukan pada saat dia belajar.
 D = degree adalah tingkat keberhasilan siswa dalam mencapai prilaku tersebut. Keberhasilan ditunjukan dengan batas minimal yang harus dicapai dari penampilan suatu prilaku yang dapat diterima.
Prinsip yang serupa digunakan dalam sistem belajar tuntas yaitu sistem yang memperkenankan siswa maju ke bagian berikutnya apabila telah menguasai bagian yang sebelumnya.
Untuk menentukan batas minimal tidak ada rumus yang digunakan , tetapi sangat penting suatu prilaku harus dipertimbangkan dengan matang oleh perencanaan pembelajaran atas dasar kedudukan prilaku tersebut.

Disusun oleh : I Made Suparsa/ 5315077616